Awal tahun 2008 mulai berwirausaha saya berjualan barang anak-anak, karena berpikiran simple, bisa mendapatkan harga lebih murah dengan membeli grosir dan dijual kembali. Selisih harga jual dan harga belipun tidak banyak, DULU saya sebut itu keuntungan.
Tahun 2012 karena permintaan teman, mulai memproduksi barang anak-anak, sabuk bonceng, sarung instan, boneka, bedong instan, rok tutu, dan beberapa produk lain. Mulai memberanikan diri mencari investor, melakukan pinjaman bank, dan kerjasama dengan beberapa orang. Dan GAGAL, terakhir yang terlihat dimata adalah kerugian puluhan juta, hutang menumpuk di bank.
Saat posisi berada di bawah dan kurang lebih 40 hari berkabung, dengan berdiam diri. Saya memutuskan untuk ikut IWPC3, yang saat itu detik-detik terakhir penutupan pendaftaran. Saat itu uang pendaftaran yang HANYA 750rb buat saya cukup besar untuk saya keluarkan.
Yang terjadi?
Saya mulai hari pertama pembekalan, seperti palu godam dipukulkan di kepala. Saat itu saya tahu, keuntungan yang dulu saya pikir dapatkan, ternyata bukan keuntungan. Selama ini ternyata cara saya berjualan, dan saya sempat berpikir bahwa saya sudah berbisnis, terlihat seperti MAINAN jual-jualan di pasar.
MALU
Malu yang akhirnya membawa saya ke perubahan pemikiran, mulai menghitung segala sesuatu dengan tepat. Mulai memperhatikan dan memperbaiki administrasi. Mulai mencanangkan target penjualan. Menyiapkan visi, misi, SOP dan hal lainnya, yang dulu terlihat tidak penting karena berpikir bisa dikerjakan nanti.
Bergabungnya saya dengan IWPC3 ternyata membuat saya menemukan produk baru, dengan melihat kebutuhan pasar, menemukan brand yang sesuai, menemukan tagline dan arah bisnis yang semakin jelas. Tahun 2015 saya akan menjadi tahun saya bekerja lebih keras dalam membranding produk baru saya.
Di IWPC3 ini juga saya bertemu dengan pelajaran-pelajaran bisnis baru, mentor-mentor luar biasa yang memang menguasai bidangnya, terutama ibuIetje S Guntur dan ibu Irma Sustika teman-teman dengan aura positif dan haus akan ilmu, dan perubahan ke arah positif. Hal ini membuat saya mengalami perubahan baik diri, dan bisnis saya.
TERNYATA
Keputusan saya mengikuti IWPC3 tidak salah. Teman-teman seperjuangan di IWPC3 semua senang sekali untuk menyodorkan diri untuk memperoleh kritikan terus menerus untuk perubahan ke arah lebih baik. Jadi untuk yang ingin ikut IWPC selanjutnya, JANGAN ikut serta kalau tidak siap untuk pingsan, sakit kepala, dijedokin, dikritisi dan menjadi LEBIH BAIK.
Salam,
Rani Dyahayu
http://www.ranidyahayu.blogspot.com
http://www.facebook.com/cheeryakaos