Saat ini saya bekerja sebagai architecture engineer pada sebuah developer properti khusus hotel, yang kantor pusatnya di Bandung selama 17 tahun.
Saya sendiri berdomisili tetap di Bandung, jadi domisili di Bali hanya bersifat sementara sampai tanggung jawab pekerjaan proyek terakhir saya di kantor selesai.
Saya bekerja di perusahaan ini mulai dengan posisi yang berbeda dengan background akademis saya, arsitektur.
Saya mulai dengan posisi admin filing dan operator telpon, procurement, drafter, akhirnya menjadi architecture engineer yang akhirnya juga di’paksa’ memfokuskan pada review civil dan landscape construction management karena kebutuhan perusahaan.
Saya menilai diri sendiri bukan fast learner, malah cenderung orang yang lambat belajar, self learning by doing tapi saya kerjakan sampai selesai dan sedetail mungkin yang saya bisa. Mungkin itu yang menyebabkan atasan saya ‘percaya’ dengan hasil kerja saya sekaligus berkomentar tentang kinerja saya yang ‘lambat’ buat mereka.
Selama menjadi karyawan, saya belajar melihat suatu proyek bukan hanya dari sisi arsitektur dkk saja – secara background pendidikan saya arsitektur, tapi saya belajar melihat cara pandang bos saya yang lebih kompleks ‘matematika’nya sampai harus melihat dari sisi perspektif bidang lain yang saya jabani posisi dan pekerjaannya pada saat itu.
Akibatnya saya sering mempunyai pemikiran/pendapat yang kalau saya sampaikan pada atasan seringnya cenderung di’judge’ sebagai teori anak baru yang belum tahu apa-apa.
Padahal sudah 17 tahun kerja, hehehhe…tetap jadi anak bawang, mungkin karena saya perempuan di bidang yang mayoritas laki-laki pikir saya – alasan kalau prasangka buruk sedang nyangkut di kepala saya.
Karena banyak pemikiran yang tidak bisa direalisasikan karena saya statusnya anak buah, membuat saya berpikir saya bosan – stuck jadi anak bawang, saya mau in charge atas diri saya sendiri sehingga saya putuskan untuk mengundurkan diri setelah proyek sekarang ini selesai.
Saya mau aktif, produktif, dan apa yang saya kerjakan bermanfaat bagi lingkungan dan berkah sampai akhir hayat saya. Itu goal saya.
Mungkin pengalaman bekerja juga hobi saya variatif menyebabkan saya ga fokus sekaligus ga percaya diri dengan kemampuan sendiri.
Walaupun akhirnya saya memberanikan diri pada saat ditanya mau usaha apa oleh Ibu Irma dari WPC, saya menjawab saya pengen jadi arsitek dan pembangun (design & build) karena itu keinginan saya dari masa sekolah.
Fiuhh..lega juga rasanya.
Saya berharap bersama WPC saya bisa mengurai ketidakfokusan dan tidak percaya diri saya dan maju memenuhi impian saya. Semoga. Amin YRA.