Kenapa saya ingin memiliki usaha sendiri dan Alasan saya mengikuti ajang IWPC ?
Pertama saya ingin mengucapkan terima kasih atas waktu dan kesediaan para coach dan mentor dalam membaca tulisan saya berikut ini. Saya mohon maaf jikalau bahasa saya sedikit mix (Indonesia-Inggris) dikarenakan sudah lama saya tidak menulis.
Nama saya adalah Anggia Ayu Trulyanti. Tahun ini saya akan berumur 38 tahun. Saya dari Jakarta. Saat ini saya sedang tidak bekerja. Dan hal inilah yang saya akui sebagai alasan saya ingin memiliki usaha saya sendiri.
I have been an office workers since I graduated from University of Indonesia in 2005. Jadi saya terbiasa memiliki income. Walaupun sekarang saya sudah menikah, namun saya sangat tidak comfortable bergantung pada suami. Saya menjadi stress dan merasa tidak berguna sebagai manusia. The feeling of Financial Insecurities has make me more stress and anxious. Beberapa waktu lalu, saya mengikuti workshop yang membahas socialpreneur/sociopreneur. The idea of making a business bigger than the sake of money, excite me. SANGAT!! Saya ingin memiliki bisnis yang tidak saja memberikan Financial Securities untuk saya namun juga membuat hidup orang lain lebih baik.
Berbagai macam ide berlompatan inside my head, namun ketika muncul pertanyaan bagaimana eksekusinya maka ide tersebut tetap menjadi sebuah ide tanpa action, karena saya tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai membuat suatu bisnis atau at least memvalidasi ide saya.
Inilah alasan saya mengikuti IWPC. Walau saya akui setiap mendengar cerita bahwa peserta akan di-bully sangat membuat saya takut & tidak nyaman. Karena bad experience with the last boss I worked with. Dan juga mengingat saya memang tidak punya bisnis atau pun skill ketrampilan tangan yang bisa menghasilkan suatu produk.
Namun setelah mengikuti berbagai macam mini courses dan membaca beberapa buku selfdevelopment, saya sadar saya tidak bisa hidup dalam ketakutan. Saya harus BERANI untuk mengambil leap of faith. Saya harus berani berkomitmen dalam suatu pelatihan yang lebih serius daripada one day workshop. Saya harus berani taking risk untuk berinvestasi lebih daripada sekedar mengikuti free training. Maka disinilah saya menuliskan kenapa saya ingin memiliki bisnis dan mengapa saya mengikuti IWPC.
Saya yang mengosongkan “gelas” dan bersiap untuk menerima ilmu, Anggia