Memulai bisnis sprei rumahan sejak 2007 mgkn kadang membuat saya terlena di zona nyaman. Menjalankan bisnis dengan ilmu sekedarnya yang penting saya bisa jualan banyak dan menjaga kepercayaan , krn sejak dari 2007 itu saya sdh online memasarkannya. Thn 2011 saya baru belajar dari seminar ke seminar, workshop ke workshop tentang optimasi bisnis. Thn 2013 saya merasa ilmu2 bisnis td diuji,
2013 kok merasa banyak penurunan omzet, bbrp agen juga berkurang saya sempat bingung apa yg salah,saya harus memperbaiki yg mn dulu. Ilmu2 di puluhan seminar dan workshop yg sy ikuti ga ckp ternyata. Sampai saya tahu WPC dari teman kalau coachingnya bakal ada d surabaya.
Dan jrengg bener..semua nya terjawab.. Saya salah disini , disini .. Saya hrs ini dan itu
Makanya kram otak krn merasa seandainya dari awal saya tahu ilmu bisnis ini kupu bedding sdh ajeg sebagai produsen sprei rumahan
Alhamdulillah bbrp hari menjelang WPC kupu bedding hadir di lazada.co.id salah satu ecommerce terbesar di indonesia.
Ikut WPC semua harus saya perbaiki, pr saya msh byk tapi saya memilih untuk berproses terus krn bisnis ini saya bangun dgn susah payah.
Terimaksih wpc dan para mentor. Barakallah!
Category: 25 besar IWPC 3
Rani Dyahayu – Memperbaiki Diri Dari Kesalahan
Awal tahun 2008 mulai berwirausaha saya berjualan barang anak-anak, karena berpikiran simple, bisa mendapatkan harga lebih murah dengan membeli grosir dan dijual kembali. Selisih harga jual dan harga belipun tidak banyak, DULU saya sebut itu keuntungan.
Tahun 2012 karena permintaan teman, mulai memproduksi barang anak-anak, sabuk bonceng, sarung instan, boneka, bedong instan, rok tutu, dan beberapa produk lain. Mulai memberanikan diri mencari investor, melakukan pinjaman bank, dan kerjasama dengan beberapa orang. Dan GAGAL, terakhir yang terlihat dimata adalah kerugian puluhan juta, hutang menumpuk di bank.
Saat posisi berada di bawah dan kurang lebih 40 hari berkabung, dengan berdiam diri. Saya memutuskan untuk ikut IWPC3, yang saat itu detik-detik terakhir penutupan pendaftaran. Saat itu uang pendaftaran yang HANYA 750rb buat saya cukup besar untuk saya keluarkan.
Yang terjadi?
Saya mulai hari pertama pembekalan, seperti palu godam dipukulkan di kepala. Saat itu saya tahu, keuntungan yang dulu saya pikir dapatkan, ternyata bukan keuntungan. Selama ini ternyata cara saya berjualan, dan saya sempat berpikir bahwa saya sudah berbisnis, terlihat seperti MAINAN jual-jualan di pasar.
MALU
Malu yang akhirnya membawa saya ke perubahan pemikiran, mulai menghitung segala sesuatu dengan tepat. Mulai memperhatikan dan memperbaiki administrasi. Mulai mencanangkan target penjualan. Menyiapkan visi, misi, SOP dan hal lainnya, yang dulu terlihat tidak penting karena berpikir bisa dikerjakan nanti.
Bergabungnya saya dengan IWPC3 ternyata membuat saya menemukan produk baru, dengan melihat kebutuhan pasar, menemukan brand yang sesuai, menemukan tagline dan arah bisnis yang semakin jelas. Tahun 2015 saya akan menjadi tahun saya bekerja lebih keras dalam membranding produk baru saya.
Di IWPC3 ini juga saya bertemu dengan pelajaran-pelajaran bisnis baru, mentor-mentor luar biasa yang memang menguasai bidangnya, terutama ibuIetje S Guntur dan ibu Irma Sustika teman-teman dengan aura positif dan haus akan ilmu, dan perubahan ke arah positif. Hal ini membuat saya mengalami perubahan baik diri, dan bisnis saya.
TERNYATA
Keputusan saya mengikuti IWPC3 tidak salah. Teman-teman seperjuangan di IWPC3 semua senang sekali untuk menyodorkan diri untuk memperoleh kritikan terus menerus untuk perubahan ke arah lebih baik. Jadi untuk yang ingin ikut IWPC selanjutnya, JANGAN ikut serta kalau tidak siap untuk pingsan, sakit kepala, dijedokin, dikritisi dan menjadi LEBIH BAIK.
Salam,
Rani Dyahayu
http://www.ranidyahayu.blogspot.com
http://www.facebook.com/cheeryakaos