Category: IWPC5

Dwi Prasetyaningsih, Kerugian Menjadi Pemacu Mengembangkan Bisnis

Dwi PrasetyaningsihDwi Prasetyaningsih atau lebih akrabnya di panggil Naning, lahir di Surabaya 32 tahun yg lalu, tepatnya tanggal 26 Desember 1982, anak kedua dari 2 bersaudara 
Awalnya, saya adalah wanita bekerja yg harus mengakhiri rutinitas berangkat pagi pulang malam di sekitar pertengahan tahun 2009 setelah kehamilan anak pertama memasuki usia 5 bulan dan terjadi sedikit insiden yg menyebabkan pendarahan dan mengharuskan saya untuk bed rest serta mengurangi kegiatan yg menguras tenaga dan pikiran
Di perjalanan waktu, setelah kelahiran anak pertama kami – akhirnya di putuskan untuk tidak mencari pekerjaan lagi karena ingin fokus untuk merawat anak,
Dikarenakan energi yg cukup berlebih dan basically saya orangnya tidak bisa diam, di sela2 waktu luang – dengan dukungan suami, saya mencoba mulai berbisnis, di mulai dengan jual beli barang2 fashion, baju, sepatu kecil2an via online dll. Sampai pada akhirnya merambah dunia offline dengan mencoba franchise salah satu waralaba kedai kopi di salah satu Mall di Surabaya
Selang berjalan 1 tahun, dengan tambahan modal pinjaman dari bank saya mulai kembangkan bisnis ini dengan menambah satu franchise lagi yaitu kedai teh serta tambahan satu produk lagi siomay yg saya buka di Mall yg berbeda
Tidak berhenti disini, selang beberapa bulan kemudian saya mulai merambah lagi bisnis di dunia fashion dengan berjualan baju anak sisa ekspor – dari sinilah bermula semua malapetaka itu terjadi #jadi curcol deh..hehehe
Di pertengahan tahun 2014, suami saya mengetahui kalau keuangan saya berantakan, hutang menumpuk di sana sini dan jumlahnya juga tidak sedikit #kebeli kali satu mobil baru  ,
Yah..memang karena buruknya manajemen saya untuk mengatur bisnis, khususnya di manajemen financial juga tidak fokusnya saya (terlalu banyak bisnis yg harus di jalankan) dan di tambah pekerjaan utama yaitu mengurus rumah tangga dengan 2 anak mungil yg perlu perhatian ekstra. Suami saya marah besar, walaupun pada akhirnya semua hutang sudah di lunasi olehnya, konsekuensinya suami saya kehilangan kepercayaan kepada saya dan saya sudah tidak boleh lagi berbisnis, sampai2 keuangan rumah tangga pun di handle oleh suami saya..hehehe…
Dasar saya ga bisa diam juga, mulai lah saya cari2 kesibukan lain – di bulan September 2014 saya ikut workshop tas handmade, dengan merayu suami akhirnya terbeli lah 1 mesin jahit untuk menemani waktu luang saya di rumah. Mulailah kegiatan saya menjahit tas, setelah selesai satu coba di jual lewat FB, Alhamdulillah laku, buat satu lagi, laku…dan begitu seterusnya, sampai pada satu titik dimana suami saya melihat bahwa waktu saya banyak tersita dengan kegiatan menjahit ini, dan akhirnya setelah melalui diskusi panjang, di putuskan untuk di seriusi dengan menggunakan tenaga penjahit, akan tetapi model, pola, bahan, semuanya kami provide..yah selain agar bisa lebih fokus disisi produksi dan pemasaran, waktu yg terpakai lebih efesien dan Alhamdulillah bisa bagi2 rejeki dengan orang lain,
Di Desember 2014, bermodalkan dana pribadi kurang lebih 15jt, di mulailah awal produksi massal untuk Zaputni, ya..Zaputni adalah brand usaha kami yg bergerak di bidang fashion khususnya di fashion style “ vintage handmade bags”, mulailah saya hunting supplier bahan kain, supplier aksesories, mulai mempelajari tentang kulit, strategy produksi, pemasaran, dll – bekerjasama dengan satu orang yg kebetulan specialist di online marketing finally, saya dan partner saya, kami berdua mulai menggawangi Zaputni,
Start bulan January 2015, pembukuan akhir omzet kami di kisaran 7 juta, February meningkat di angka 9 jutaan, sampai bulan Juli omzetnya hampir mencapai 27 jutaan, di agustus 2015 ada penurunan omzet di angka 21 jutaan hehehe…
Sampai saat ini penjualan kami 99% hanya lewat Facebook Marketing dan belum merambah ke media2 lain apalagi offline, 1%nya melalui teman ataupun saudara 
It has been a long story here and very long journey to find our business passion..oleh karena itu saya sangat antusias sekali saat ada kesempatan untuk bergabung dengan WPC beberapa bulan yg lalu sewaktu ada event seminar di Bali, dan saya sangat tertarik untuk mengikuti event IWPC ini…saya berharap dengan keikutsertaan saya di WPC, saya bisa lebih mengembangkan kemampuan bisnis saya, bisa lebih belajar banyak ttg manajemen bisnis, menjalin silaturahmi tentunya dan berbuah manis dengan berkembangnya Zaputni menjadi jauh lebih baik harapannya..

Surabaya, 14 September 2015
Naning

Share

Novita Dwi Parastuti – Melihat Peluang Bisnis dari Permasalahan Keseharian

Novita Dwi Parasatuti, peserta Inkubator Bisnis Inspiring womanpreneur Competition angkatan 5 , kebutuhan dan permasalahan menjadi peluang usaha  . Bermula dari memakai Hijab, karena kebetulan saya masih bekerja di Kantor Swasta Nasional, dimana setelah berhijab saya pastinya menggunakan hijab untuk kegiatan Indoor dan juga outdoor. Masih suka membeli bermacam- macam hijab karena masih “pendatang baru” dan tidak sedikit yang akhirnya tidak cocok.
Atas dasar tersebut saya mulai mencari bahan baku dan di finishing sendiri dengan mengajak serta satu orang tetangga saya yg bisa menjahit dan kebetulan buka jahitan di rumahnya, karena sekali potong bisa buat 2 pasmina, akhirnya yang 1 saya jual. Responnya secara mengejutkan sangat baik dengan bahan dan motif pilihan saya.
Mulailan saya berjualan antar teman dahulu dan setelah itu di tahun yang sama tepatnya November 2012 saya mulai memberanikan diri buka lapak di Car Free Day setiap hari minggu subuh sampai jam 10.00, sembari membuat account instagram, facebook. Hijab shawl & segi 4 yang saya produksi saya beri label NDP (singkatan nama saya Novita Dwi Parastuti), saya masih berfikir rasanya kurang menjual, akhirnya beberapa bulan kemudia saya ganti nama label brand dengan MyDailyHijab.
Setelah berganti nama Alhamdulillah bertambah pesat penjualan, saya sangat menyadari dari sini, bahwa Brand yg tepat juga menentukan kemajuan usaha. Mulai 2012 tersebut saya konsisten berjualan Car Free Day dan mengikuti berbagai Bazaar. Bertambah pula penghasilan online shop saya. Penjahit yang awal mulanya hanya 1 tetangga saya yang iku menjahit, selanjutnya berkembang ada 7 tetangga saya yg ikut menjahit Hijab dan saat ini menjadi 9 dari lingkungan tetangga yang ikut menjahit.
Di tahun 2014, saya mulai memberanikan diri mencari tempat usaha, karena Car Free Day terkadang harus berpindah – pindah tempat. Kebetulan di Semarang saat itu mulai dibuka Superindo dan saya melihat belum ada yang berjualan Hijab. Akhirnya mulai April 2014 saya membuka mini outlet pertama di Superindo Majapahit, berlanjut ke Superindo Ngesrep, Gajahmungkur dan saat berkembang ke Superindo Majapahit saya mengubah konsep Mini Outlet saya menjadi sama identitasnya dengan ornament kayu di seluruh outlet.
Di tahun 2015 ini, saya sudah membuka 8 mini outlet di Seluruh Superindo di area Semarang & Ungaran. Dan masih konsisten penjualan online serta Bazaar. Di tahun ini saya ingin focus dengan usaha, dimana dengan SDM yang saya kelola saya mulai menemui berbagai macam kendala dan kesulitan.
Saya ingin, usaha ini membawa manfaat tidak hanya buat saya sekeluarga tetapi juga untuk lingkungan sekitar saya. Rencana ke depan saya sangat ingin membuka One Stop Shopping untuk Hijab & Fashion, dimana pelanggan memilih yang langsung jadi dan bisa membuat Hijab, Fashion dengan keinginan mereka dan memilih kain mereka sendiri.
Tentunya juga saya ingin menjadi Woman Preneur yg membawa perubahan untuk wanita-wanita Indonesia agar lebih maju dan saya sangat bersyukur menemukan komunitas yaitu Woman Preneur Community, yang tepat untuk bekal serta membimbing mengembangkan usaha saya kelak dengan menambah jaringan seluas-luasnya dan pengetahuan yang seluas-luasnya.

Share