Category: IWPC8

Karina Chrisanti – Mantan Karyawan Melihat besarnya Peluang Bisnis Baju Bayi & Anak

Karina chrisanti1

Tidak pernah terbersit sebelumnya bahwa saya akan menjalani usaha baju anak homemade. Sepuluh tahun sebagai pekerja kantoran dengan posisi bagus saat itu, saya mengambil keputusan untuk resign dengan alasan melahirkan dan mengurus anak pertama saya. Tiga bulan di rumah tanpa kegiatan, membuat saya memutar otak mencari kegiatan apa yang bisa saya lakukan dengan kondisi semuanya dapat dijalani dari rumah. Lalu inspirasi untuk membuat label baju anak homemade datang ketika saya menyadari bahwa anak saya yang masih bayi cepat sekali pertumbuhannya sehingga seringkali setiap bulan harus belanja baju (hahaha..). Disinilah saya melihat adanya peluang usaha baju anak dapat saya jalani dan memperkenalkan kepada pasar secara online. Jemi Baby Kids, nama brand baju anak yang terinspirasi dari nama panggilan sayang anak pertama saya. Hanya dengan bermodal 2 juta rupiah saya menjalankan usaha idealis saya ini.

Dengan bantuan suami, saya banyak melakukan pencarian dan survey konveksi yang dapat bekerjasama untuk usaha ini. Ya, saya memang tidak memilih untuk memiliki penjahit sendiri dan lebih memilih jasa makloon konveksi karena beberapa pertimbangan tertentu. Trial and error dijalani, mulai dari konveksi yang memiliki hasil bagus saat sampel sampai dengan hasil jahitan konveksi yang dijual murah pun bahkan tidak laku. Sampai akhirnya saya memiliki beberapa rekanan konveksi (yang malah rata-rata adalah penjahit rumahan) yang rutin melakukan proses produksi memasuki tahun ke-dua ini.

Seiring dengan berjalannya waktu, saya tidak dapat menghindari banyaknya kompetitor kategori serupa. Dengan target pangsa pasar Jemi yaitu menengah keatas, Jemi memposisikan diri sebagai baju anak yang nyaman digunakan sehari-hari.

Dengan design baju dan bahan yang sifatnya limited dan ekslusif karena hanya brand kami yang punya, kami tidak membuka sistem reseller, walaupun cukup banyak customer yang ingin menjual produk kami.  Lama-kelamaan, muncul versi-versi produk serupa di pasaran online yang dijual dengan harga lumayan jauh dibawah harga jual Jemi. Bahkan sampai ada kami temukan, customer yang membeli beberapa produk kami dan meniru serta menjual dengan harga yang murah dibawah harga kami. Saya sendiri menyadari bahwa yang namanya baju anak pasti modelnya itu-itu saja atau bahkan ada yang sama antara satu brand dengan brand yang lain. Namun dengan adanya persaingan yang tidak sehat seperti ini (menurut saya..) maka disinilah saya harus mengambil langkah inovasi apa yang harus dilakukan supaya brand ini dapat berkembang dan memperluas pasar.

Puji Tuhan memasuki tahun ke-dua ini, produk Jemi tidak hanya dapat dijumpai secara online di instagram official kami, tetapi juga dapat langsung ditemui dan membeli di stockist store offline, Pelangi Aikyko, Gandaria, Jakarta Selatan. Hal ini membuat saya semakin ingin belajar lebih lagi untuk mendevelop brand Jemi ini. Karena ini lah saatnya bagi brand ini untuk dapat berkembang dan memperluas market kami ditengah persaingan online shop serupa. Selain itu saya berharap dapat memperbaiki strategi dan plan yang dirasakan masih jalan tersendat. Saya percaya bahwa brand ini akan memiliki pasar yang tepat. Sehingga dengan ikut sertanya saya dalam program ini, saya tidak harus hanya menggunakan intuisi atau ilmu kira-kira kalau ini laku ndak ya.. Atau itu orang suka ndak ya.. Tapi saya bisa mendapatkan ilmu yang menjadi bahan evaluasi dan bahan planning saya terhadap produk idealis saya ini.

 

-Karina chrisanti-

Share

Rina P Soejadi – Sepatu Boot Rajut Jadi Pilihannya Merintis Bisnis

 rina soejadi1
Saya Rina P Soejadi, ibu dari seorang anak yang baru memasuki usia remaja (SMA) dan pernah bekerja sebagai karyawati dari perusahaan swasta yang bergerak di bidang EPC (Engineering Procurement Construction).  
Usaha yang mulai ditekuni dengan serius sejak 6-7 bulan terakhir ini adalah sepatu boot dari rajutan dengan brand “Onadi”. Mempunyai hobby crochet dan knitting  sudah sejak SD karena dulu kegiatan ini merupakan bagian dari mata pelajaran di sekolah yang dikenal dengan merenda (crochet)  dan merajut (knitting).
 
Waktu SMA  pernah berangan angan pengen punya rumah mode  terkait dengan kerajinan tangan ini, karena melihat butik rajutnya Keko yg pada masa itu cuma satu2nya butik yang menampilkan khusus baju2   rajutan karya tangan, tapi dengan corak warna yang sangat terbatas yaitu hitam, putih dan abu2.
Seiring perjalanan waktu, sementara cita2 itu terlupakan karena  kesibukan sebagai ibu rumah tangga yang juga merangkap karyawati kantoran, meski merajut masih sesekali dikerjakan sebagai pengisi waktu luang.
 
Beberapa tahun terakhir, kegiatan kantor mulai terasa menjemukan dan mulailah aktifitas rajut merajut ditekuni kembali. Awalnya terima orderan temen2 untuk dibuatkan slipper (sepatu rumah), sweater juga tas. Terakhir, tertarik mencoba sepatu rajut yang bisa dipake buat jalan2 dan pasangan baju2 gamis. Pilihan sepatu boot karena saya sebenernya males pake kaos kaki, jadi kalo pake boot otomatis sudah tertutup tinggi sampe di atas mata kaki. Karya pertama ditampilkan di medsos (FB) dengan bentuk yang menurut saya belum sempurna banget. Tapi respon temen2 udah heboh dan luar biasa, yang berlanjut dengan datangnya permintaan untuk dibuatkan….  
Kesan dan respon temen2 online maupun offline yang cukup positif dalam melihat karakter produk boot Onadi membuat saya mulai berpikir untuk menjadikan bisnis yang serius.
Hanya gimana cara memulai bisnisnya ya ? Pada saat ini masih belum kebayang sama sekali, jadi ya tetap rutin menerima order temen2 dan juga memamerkan  karya saya di medsos, sampe akhirnya saya melihat kegiatan2 dan program2 belajar di WPC.
Targetnya,  sepatu rajut Onadi dapat menjadi salah satu pilihan dalam  melengkapi penampilan untuk tetap cantik dan        fashionable.
 
Motivasi mengikuti program IWPC 8 :
·         Agar mendapatkan ilmu yang baik dan benar tentang cara berbisnis
·         Mendapatkan pengarahan, saran dan masukan terhadap bisnis yang sudah berjalan saat ini.
·         Dapat memperbaiki usaha yang sudah berjalan, agar dapat lebih berkembang
·         Berharap dapat lebih percaya diri setelah mendapat pembekalan ilmu dari IWPC

Share