Bulan Juli 2020 pada saat Idul Fitri pertama di kondisi Pandemi
Covid-19, teman teman suami sy yang biasanya Turun ke kota dari
Mess Binungan Suaran untuk berkunjung saat lebaran tidak
diperbolehkan keluar mess, sehingga kami berinisiatif
mengirimkan masakan yg sudah 2 tahun jadi andalan ketika
lebaran tiba yaitu bakso mercon, sy membeli 2 kg cabe untuk isian
pentol saat itu dan ternyata hanya 1 kg yang dipakai.
Sisa cabe yang masih banyak akhirnya kami buat menjadi sambal,
blender menjadi sambal bawang. Saya masukkan toples besar dan ketika butuh kami membuka toples menutup lagi, akhrnya suami
menyuruh saya membeli botol sambel kecil kecil agar lebih awet
tidak buka tutup. Saat ditoko botol saya bertemu dengan orang yang membeli 2 lusin botol sambel untuk usaha sambalnya, disitu saya tanya- tanya dan mulai tertarik. Saat itu saya hanya membeli setengah lusin
botol sambel untuk sambel saya ditoples.
Sepulang dari sana saya masukkan botol, saya lihat lihat kemudian
saya buatkan stiker dan saya tempel di botol, awalnya namanya
monggo dahar by arum. Sekarang saya ganti nama menjadi varo’s
fire nama anak saya varo, saat itu Saya coba tawarkan di grup wa
tetangga dengan harga 15 rb tanpa menghitung biaya ini itu. Dan
laku habis 6 botol sambel .Saat itu suami saya menyarankan menghitung ulang biaya klo mau jualan, dan saya waktu itu mau menaikkan harga menjadi 25 rb tapi bagaimana caranya yah?
Saya ke pasar subuh, disana ikan segar diturunkan dari box
box,,ikan besar dilelang. Saat itu ada ikan tuna 6 kg besar sekali
ditawarkan, samping saya berkata kepada saya yuk kita berbagi,
setengah setengah, akhrnya sy bawa pulang 3 kg ikan tuna. Disitu saya campur ikan tuna dengan sambel dan saya pnya alasan menaikkan harga yang saat itu masih 25rb. Dari sanalah akhrnya saya memberanikan diri berjualan sambal ikan, bukan hanya tuna tetapi cakalang,tongkol dan pari asap
Sekitar 8 Bulan berjalan memberanikan diri berjualan dari wa
grup, status wa, facebook dan instagram smpai akhrnya di akhir
tahun 2020 mengikuti pelatihan untuk pengurusan pirt. Sekarang saya titip di satu minimarket di berau, dimana sebelumnya saya bisa menitipkan di 5 tempat yakni warung, cafe,toko, angkringan dan minimarket.
Tetapi sekarang hanya 1, tepat 1 minggu setelah interview dengan
wpc saya ditelpon oleh warung tempat saya menitip sambal, kami
diputus kontrak kerjasama karena warungnya tidak bisa bertahan
ditengah pandemi. sehingga sekarang hanya 1 minimarket tempat saya
menitipkan sambal ikan dan saya mulai lagi berjualan online melalui instagram lagi dan pelan tapi pasti, hampir setiap hari ada yang inbox order dari luar berau walaupun ongkir mahal tetapi mereka mau, ada beberapa yang bahkan pre order untuk bulan mei saat mau mudik ke jawa,
mau dibawa sebagai oleh oleh dari berau.
Saya kesulitan akan banyak hal, saya butuh tuntunan untuk
memperbaiki usaha saya ini sehingga harapan saya wpc dan buma
bisa membuat saya belajar dan memperbaiki usaha saya agar
berkembang.