Category: Peserta IWPC21

Kuliner menjadikan pilihan bisnisnya yang akan dirintisnya kembali

 

E. Susanti, IWPC 21 Surabaya

Halo salam kenal semuanya, nama saya E. Susanti. Saya sengaja tidak menulis nama depan saya, karena saya ingin menggunakan nama panggilan baru dari nama belakang saya, Susan.

Perjalanan hidup seseorang tidak ada yang sama, tetapi seseorang pasti mengalami pasang surut dalam hidupnya walaupun kadarnya tidak sama. Tidak terkecuali saya pun mengalami jatuh bangun dalam menjalankan bisnis.

Awal saya terjun bisnis dimulai dengan usaha keluarga yang saya rintis bersama mantan suami sejak tahun 2000. Tahun 2003 usaha kami berkembang sangat pesat, dimulai dari kota Gresik, kami mengembangkan usaha ke berbagai kota lain seperti Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Mojokerto dan bahkan ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Namun pesatnya perkembangan bisnis tidak diikuti dengan keharmonisan rumah tangga, sampai pada puncaknya kami harus berpisah pada tahun 2012.

Di tahun 2012 inilah bisa dibilang saya memulai bisnis yang benar-benar murni usaha saya sendiri. Saya mengawalinya dengan membuka kuliner di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Alasannya simple, karena sejak tahun 2006 saya mengenal kota Banjarbaru, saya tidak pernah menemukan makanan yang cocok dengan orang pendatang.

Cukup mudah untuk dibaca pasarnya, jadi restoran saya punya banyak konsumen yang loyal, terutama ekspatriat yang tinggal di daerah sana. Namun seiring dengan menurunnya pertambangan di wilayah Kalimantan Selatan, omset restoran menurun dan kemudian stagnan.

Pada tahun 2017 keputusan yang cukup berat buat saya adalah menutup usaha restoran ini. Karena saya ada perbedaan pendapat dalam pengelolaan dan pengembangan restoran dengan orang yang saya beri wewenang untuk mengelola restoran saya.

Usaha restoran ini sudah punya pendapatan surplus dan merupakan salah satu pemasukan rutin untuk saya, secara tiba-tiba harus berhenti karena tidak ada titik temunya. Hal ini cukup membuat saya berpikir keras dan menemui jalan buntu.

Pada akhirnya saya memutuskan untuk hijrah ke negeri seberang, sambil merefresh sejenak otak yang sudah penuh. Cukup banyak hal baru dan pengalaman menarik selama saya tinggal disana 2 tahun.

Pada awal Februari 2019 saya memutuskan balik ke tanah air dan menyadari satu hal, bahwa sekarang ini adalah Era Digital Marketing. Diluar negeri, system E-commerce sudah lebih maju dan massive.

Begitu saya pulang langsung mendapat mentor yang luar biasa @AgusSetyawan pendiri Piranhamas Grup. Banyak sekali hal-hal tentang Digital Marketing yang saya pelajari.

Last but not least, tiba-tiba pas saya buka Facebook, nongol FB Bu Irma tentang batch Surabaya. Tanpa pikir Panjang saya langsung wa Bu Irma dan daftar IWPC.

Bagi saya ini bukan suatu kebetulan, tetapi memang jika kita sudah menata hidup dan menemukan jati diri, segalanya akan dimudahkan dan dilancarkan.

Saya yakin IWPC akan banyak memberi ilmu yang luar biasa dan menjadikan produk saya yang fresh (bahkan belum keluar dari ovennya) booming.

Target saya produk pia jadul saya bisa naik KELAS dan bisa bersaing dengan produk-produk yang sudah terkenal lama sebelumnya

Share

Fokus mengembangkan bisnis menjual cetakan bento dengan brand usaha “Forbento”

 

Rahayu Fatnawati – IWPC 21 surabaya

Nama Brand Usaha : Forbento

Bidang Usaha : menjual cetakan bento (bekal anak). Saya menjual barang berupa cetakan-cetakan plastik.

Perjalanan bisnis.

2011. Berdiri.
2013. Bertumbuh dan punya 2 pegawai serta sewa tempat.
2014. Mulai ketat persaingan. Penjualan mulai menurun.
2016. Pengurangan 1 pegawai.
2017. Pindah tempat, tidak sewa lagi tapi di rumah.

2018. Berusaha bertahan, ada 1 pegawai admin. Berusaha mempelajari ilmu marketing2 baru.

Alasan ikut iwpc.
Ingin dibina secara private. Masih merasa bingung dengan kondisi bisnis, apalagi yg musti dibenahi.
Kendala yang dihadapi selama ini.
Tidak punya sumber pasti, apa penyebab penjualan menurun. Hanya berdasarkan kira2, kayaknya, insting semata.

Share