Yonasita, biasa dipanggil Riris. Mahasiswa S2 semester akhir Universitas Diponegoro jurusan Komunikasi Strategis. Saya seorang pemimpi yang tentunya memiliki impianimpian yang tinggi dan indah sama seperti pemimpi lainya. Namun bedanya, ketika mereka sedang asik bermimpi, saya akan bangun untuk mewujudkan impian saya. Impian saya adalah go internasional. Hobi saya adalah memasak. Saya menemukan resep dengan inovasi-inovasi yang menurut saya berbeda dari yang lain. Orang bilang “pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar” Apa yang memotivasi saya ingin bergabung dengan inkubator wpc ini? Ibarat bayi, saya perlu seseorang untuk mentitah saya berjalan agar kalaupun saya terjatuh nanti, seseorang akan ada yang membimbing saya ke arah yang benar. Keluarga saya tidak ada pebisnis. Ketika saya ingin melakukan bisnis, mama saya selalu mengatakan “kamu tidak akan berhasil” karena yang ada dipikiran mama saya adalah kegagalan. Statement itu menurunkan nyali saya untuk mencoba. Maka dari itu saya membuthkan iwpc untuk dapat membimbing saya agar saya mampu mewujudkan impian saya. Obsesi saya adalah memenangkan kompetisi ini dan bisa pameran di New York tahun depan sebagai jembatan saya untuk go internasional dan menambah wawasan saya. Saya ingin mengembangkan melalui jualan online terlebih dahulu dan kedepan saya bisa membangun cafe. Saya ingin memiliki cafe di negara lain dan mempopulerkan kekayaan kuliner Indonesia
Category: IWPC5
Susi Deviana,Suka Berdagang sejak Kecil Mendorong Membangun Brand Sendiri
Susi Deviyana, saat ini bekerja sebagai karyawan swasta di kota Solo. Bisnis/wirausaha bukan hal asing bagi saya, karena mayoritas lingkungan keluarga saya bekerja wiraswasta/berdagang. Tanpa disadari ternyata sedari kecil saya sudah suka berdagang.
Waktu SD bersama 2 orang teman pernah berjualan makanan/minuman ringan di depan rumah.
Awal kuliah bersama teman-teman SMA jualan takjil di depan stadion Manahan, berjalan selama 3x lebaran.
Karena ajakan teman saya juga sempat ikut jualan oriflame, tapi karena saya pemalu saya minta teman saya yang menawarkan dan nanti saya kasih komisi.
Setelah itu ikutan jualan pulsa karena ajakan teman juga.
Ketika mengurus skripsi pun saya resign dari kerja part time, dan berpikir setelah resign saya pasti tidak ada uang jajan tambahan. Maka dari itu saya bepikir untuk berjualan, akhirnya ikut jualan tas Maika dengan numpang lapak temen di pasar malam Ngarsopuro dan di Sunday Market di Stadion Manahan.
Kemudian saya dapat tawaran kerja di tv lokal Solo, karena kesibukan bekerja sehingga tidak sempat mengurusi jualan tas itu lagi.
Setelah itu saya hanya fokus bekerja, merasa kurang produktif dan butuh penghasilan tambahan akhirnya mencari ide untuk kembali berjualan.
Saya mencoba berjualan roti maryam setiap minggu pagi di CFD bersama teman. Karena teman mutasi kerja di Jogja akhirnya tidak bisa dilanjutkan.
Kemudian ketika saya mencoba produk SKII yang saya belin online lewat Instagram ternyata hasilnya memang ok, dan melihat pangsa pasarnya sepertinya lumayan banyak peminatnya. Maka dari itu saya mengajak teman untuk jualan produk tersebut dan berlanjut hingga sekarang.
Pada saat yg bersamaan juga sempat mencoba berjualan baju bersama teman namun karena kendala sistem supplier akhirnya saya berhenti.
Mempunyai brand dan produksi sendiri masih menjadi cita-cita. Sempat beli bahan mencoba akan produksi kemeja pattern namun karena partner yang kurang niat sehingga tidak berlanjut.
Kemudian ngobrol dengan teman dan ternyata dia ingin memproduksi baju anak dan kurang modal, akhirnya saja join untuk produksi baju anak dengan brand Kanaka. Karena ada beberapa kendala sehingga agak susah untuk melanjutkan.
Ketika diajak oleh teman untuk ikut
iwpc saya langsung mau karena paling tidak saya akan dapat ilmu dan pengalaman baru di dunia bisnis. Dulu saya sempat membaca liputan womanpreneur di majalah, saat itu saya berpikir itu hanya orang yang sudah punya bisnis besar saja.
Harapannya semoga dengan ikut iwpc saya bisa mengembangkan usaha menjadi lebih besar dan lebih pede dalam menjalankan usaha sendiri tanpa partner. 🙂