Fokus bisnis olahan dari dangke/keju lokal menjadi pilihan dalam berbisnisnya.

 

Bismillahirrohmanirrahim

Perkenalkan nama saya Marwah saya anak ke tiga dari 3 bersaudara. Terlahir dari keluarga ayah dan ibu seorang PNS membuat orangtua juga ingin anaknya mengikuti karir mereka alhasil tammat SMA saya lulus di fakultas Peternakan, yang dalam fikiran orang-orang pekerjaan setelah tammat adalah berternak. Tapi yang saya fikirkan saat itu adalah kampung saya butuh jurusan ini, untuk mengembangkan peternakan di kampung saya.

Awal mula karir saya saat saya berusia 8 tahun saat itu saya duduk dikelas 2 SD saya sudah jualan tebu, dimana tebu ini tumbuh disamping rumah sampai saya berfikir untuk menjual ke teman-teman. Saya pun membawanya ke sekolah, sebelum masuk kelas saya menjual di samping kelas dan setelah berjalan berapa bulan pisau hadia kesayangan ibu hilang, sampai saya dilarang lagi untuk menjual tebu.

Berapa minggu selepas itu ibu saya membuatkan es. Saya pun menjual es disekolah. Hasilnya pun lumayan buat tabungan saya untuk baju lebaran. setelah kelas 6 SD saya berhenti sampai saya masuk kuliah panggilan untuk berkarir muncul kembali pada saat itu saya sebagai reseller menjual tas, sepatu, baju, buku. Sampai akhirnya di semester terakhir saya menyusun skripsi. saya mengangkat masalah olahan susu yaitu Dangke/keju. selepas penelitian saya mulai kefikiran untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh daerah saya yang masih tidak dilirik oleh dunia padahal produk dangke adalah produk tradisional dan khas indonesia.

Saya pun memulai memikirkan harus mulai dari mana, kuranglebih 6 bulan saya tidak tau harus memulai dari mana sampai pada saat itu saya berfikir ingin membuat suatu toko yang semua olahan didalamnya olahan dari Dangke/keju lokal dan dari situ saya sebutnya Rumah Dangke. Saya menyuru teman untuk membantu saya berfikir dan membuat desain kemasan sampai saya konsultasi sama beberapa dosen, sampai akhirnya di akhir bulan januari 2018 saya mulai menjual produk saya ala kadarnya.

Berapa bulan berjualan saya sudah mulai bingung bagaimna dalam pengembangan, saya menghabiskan uang untuk beli alat dan bahan tapi hasilnya selalu menguras uang bulanan saya, bukannya untung malah guntung.

Mulailah saya mencari tempat belajar baik di kampus dan diluar kampus sampai saya bertemu dengan kelas IWPC, berharap setelah mengikuti kelas IWPC saya bisa membangun bisnis, membuka pola berfikir saya, memperbaiki bisnis saya dan mengembangkan potensi daerah sehingga usaha Rumah Dangke yang dulunya guntung menjadi untuk dan berkah.

Comments

comments

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *