Susi Deviyana, saat ini bekerja sebagai karyawan swasta di kota Solo. Bisnis/wirausaha bukan hal asing bagi saya, karena mayoritas lingkungan keluarga saya bekerja wiraswasta/berdagang. Tanpa disadari ternyata sedari kecil saya sudah suka berdagang.
Waktu SD bersama 2 orang teman pernah berjualan makanan/minuman ringan di depan rumah.
Awal kuliah bersama teman-teman SMA jualan takjil di depan stadion Manahan, berjalan selama 3x lebaran.
Karena ajakan teman saya juga sempat ikut jualan oriflame, tapi karena saya pemalu saya minta teman saya yang menawarkan dan nanti saya kasih komisi.
Setelah itu ikutan jualan pulsa karena ajakan teman juga.
Ketika mengurus skripsi pun saya resign dari kerja part time, dan berpikir setelah resign saya pasti tidak ada uang jajan tambahan. Maka dari itu saya bepikir untuk berjualan, akhirnya ikut jualan tas Maika dengan numpang lapak temen di pasar malam Ngarsopuro dan di Sunday Market di Stadion Manahan.
Kemudian saya dapat tawaran kerja di tv lokal Solo, karena kesibukan bekerja sehingga tidak sempat mengurusi jualan tas itu lagi.
Setelah itu saya hanya fokus bekerja, merasa kurang produktif dan butuh penghasilan tambahan akhirnya mencari ide untuk kembali berjualan.
Saya mencoba berjualan roti maryam setiap minggu pagi di CFD bersama teman. Karena teman mutasi kerja di Jogja akhirnya tidak bisa dilanjutkan.
Kemudian ketika saya mencoba produk SKII yang saya belin online lewat Instagram ternyata hasilnya memang ok, dan melihat pangsa pasarnya sepertinya lumayan banyak peminatnya. Maka dari itu saya mengajak teman untuk jualan produk tersebut dan berlanjut hingga sekarang.
Pada saat yg bersamaan juga sempat mencoba berjualan baju bersama teman namun karena kendala sistem supplier akhirnya saya berhenti.
Mempunyai brand dan produksi sendiri masih menjadi cita-cita. Sempat beli bahan mencoba akan produksi kemeja pattern namun karena partner yang kurang niat sehingga tidak berlanjut.
Kemudian ngobrol dengan teman dan ternyata dia ingin memproduksi baju anak dan kurang modal, akhirnya saja join untuk produksi baju anak dengan brand Kanaka. Karena ada beberapa kendala sehingga agak susah untuk melanjutkan.
Ketika diajak oleh teman untuk ikut
iwpc saya langsung mau karena paling tidak saya akan dapat ilmu dan pengalaman baru di dunia bisnis. Dulu saya sempat membaca liputan womanpreneur di majalah, saat itu saya berpikir itu hanya orang yang sudah punya bisnis besar saja.
Harapannya semoga dengan ikut iwpc saya bisa mengembangkan usaha menjadi lebih besar dan lebih pede dalam menjalankan usaha sendiri tanpa partner. 🙂