Category: IWPC5

Dewi Sutanti, Memilih Bisnis Fashion Agar tetap Tampil Trendy

Dewi SutantiDewi Sutanti, Berawal dari pengalaman pribadi saat mulai berhijab.Pengennya masih tetap jadi diri sendiri dengan gaya yang masih tetap aku banget. Ditambah lagi saya mempunyai hobby jalan – jalan dan narsis. karena keinginan saya yang selalu ingin tampil trendy, sementara rasanya sulit untuk bisa menemukan busana yang diinginkan, kalaupun ada terkadang cukup mahal. Akhirnya saya coba mencari teman yang punya hobby yang sama dan memiliki kemampuan dalam bidang fashion. Sampai pada akhirnya saya di ajak gabung di WPC, untuk bersama – sama menggali dan mencari solusi supaya dapat menjalankan usaha sesuai dengan harapan.

Kedepannya saya berharap bisnis yang saya bangun dapat menjadi

“One Stop Solution” dengan menyediakan pakaian sesuai kebutuhan jg moment/event tertentu sesuai kebutuhan. dengan kwalitas yg baik dan memuaskan. Juga dgn harga terjangkau utk smua kalangan.

Membantu pelanggan mendapatkan pakaian yang sesuai dengan tiap individu baik ukuran, model, material dan hasil akhir yang berkualitas dengan harga sesuai

Menciptakan lapangan pekerjaan, mensejahterakan
karyawan dan sebagai bisnis yang profitable, terus
berkembang dan berkelanjutan.

Share

Dian Mardiana- Dari Hoby di Dapur Menjadi Sasaran Bisnis

Dian MardianaDian Mardiana. Mempunyai latar belakang pendidikan Sekretaris dan Akuntansi, dan memulai usaha bakery dengan nama Nakia Cakes pada tahun 2005, setelah mengikuti beberapa kursus baking sewaktu masih tinggal di Jakarta. Awalnya hanya sekedar hobi yang digemari sejak kecil dan belum ditekuni secara serius. Sampai pada tahun 2012, sebagai seorang single parent, saya membulatkan tekad untuk fokus pada usaha ini dan hijrah ke Jogja karena berpikir pangsa pasarnya masih terbuka lebar untuk kue-kue jenis premium yang menjadi target market.
Pada tahun 2013, saya sempat membuka toko kue di daerah Palagan dan berganti nama menjadi Nakia Patisserie & Books Station. Konsep toko ini adalah sebagai tempat bersantai menikmati kudapan sembari membaca buku-buku yang bisa dibeli atau sekedar dipinjam dari perpustakaan kecil yang ada di sana. Namun usaha ini terpaksa tutup setahun kemudian, karena kendala di SDM dan juga masih banyak missmanagement yang harus dibenahi. Di Lalu pada pertengahan tahun 2014, saya juga mulai memproduksi selai khusus nastar. Diawali dengan selai durian, kini varian produk selai khusus nastar sudah berkembang menjadi beberapa varian, antara lain nanas, strawberry, kurma, salak, dan menyusul apel.
Musim Lebaran tahun 2015 ini, saya mencoba peluang baru memasarkan produk kue kering ekonomis dengan nama Aina Cookies untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan produk yang lezat dan hemat. Alhamdulillah laris manis, sehingga mencapai produksi hampir 2000 stoples dengan dibantu oleh 4 orang pegawai. Anak-anak sayapun ikut turun tangan. Sayangnya, setelah itu kembali menemukan masalah dalam penyediaan SDM dan sempat membuat produksi terhenti beberapa saat.
Menyadari kekurangan ini, saya memutuskan untuk menambah ilmu dengan mengikuti IWPC 5 agar ke depan bisa mengelola usaha saya ini dengan lebih profesional. Harapan saya yang lain adalah suatu saat bisa menjadikan usaha ini sebagai wadah bagi perempuan untuk mengembangkan dirinya dan menyerap tenaga kerja perempuan lebih banyak lagi.

Share