Memulai perjalanan bisnis baru yang akan dirintisnya dan masih mancari jati diri.

 

Perjalanan Bisnis yang mau saya rintis ini memang baru niat dan masih mencari jati diri.

Usaha saya dipicu karena adanya kondisi krisis perusahaan tempat saya bekerja dalam 3 tahun terakhir ini. Perusahaan yang saya pikir bisa menjadi andalan hingga saya pensiun nanti, ternyata goyah karena management yang kurang baik dan tidak mampu membayar hutang. Puncaknya, krisis itu pun menyentuh fasilitas mendasar karyawan, seperti Gaji dibayar separoh, gaji telat bayar, uang cuti tidak terbayarkan (piutang), tidak pernah naik gaji sudah 3 tahun ini dan Pemutusan Hubungan Kerja Sepihak yang dilakukan Perusahaan. Awalnya saya mulai jenuh dengan pekerjaan di balik meja, kondisi kantor yang goyah ini menjadikan saya merasa sangat tidak nyaman karena muncul kekhawatiran-kekhawatiran baru dan membuat ingin berhenti bekerja.

Beruntung Perusahaan saya memiliki Syarikat Pekerja (SP) yang solid, sehingga 2 bulan ini, gaji mulai berjalan normal kembali dan piutang-piutang perusahaan terhadap karyawan, dapat dibayarkan.

Pengalaman diatas, membuat saya terjaga, bahwa pendapatan tidak dapat hanya bergantung pada 1 sumber. Sebagai Ibu 3 anak  dan seorang Istri, sebagai manusia yang punya akal dan budi, saya harus siap dan harus bisa bertahan dalam kondisi apapun agar hidup saya dan anak-anak bisa berjalan baik dan nyaman. Selain untuk mendapatkan pemasukan, saya berpikir harus mendapatkan pekerjaan baru/bisnis yang bisa mendatangkan kepuasan hati dan kebahagiaan dari apa yang saya lakukan agar tidak bosan. Maka seperti beberapa teman yang lainnya, saya mulai mencari tau kembali talenta pribadi yang bisa saya kembangkan dan menjadi dasar dari jenis bisnis yang akan saya kembangkan.

Kesukaan saya akan fashion, design, warna, jahit menjahit, dan batik mempertemukan saya dengan Shibori (tehnik membatik ala Jepang) dan Ecoprint (tehnik mencetak pola daun di kain). Dari hasil yang saya buat, ternyata disukai beberapa teman dan bisa saya jual satu-persatu. Dari hasil penjualan dan tabungan yang ada, saya belikan lagi bahan dan ikut beberapa workshop untuk memperdalam tehnik.

Karena saya menyukai pekerjaan ini (mengolah kain), saya meniatkan diri untuk menjajaki kemungkinan peluang bisnisnya secara serius, maka saya ikut IWPC ke-18. Saya juga berniat memberikan yang terbaik untuk para pelanggan saya agar tidak ada rasa penyesalan mereka karena membeli barang dari saya.  Saya juga mau tau lebih banyak apa saja pritilan dari berbisnis agar langgeng, unggul dalam bersaing (yang sehat) dan pastinya kemungkinan barang yang saya jual nanti bisa diterima pasar dengan baik. Kesulitan menemukan ide-ide segar dan kreasi-kreasi yang baru, membuat saya khawatir dalam berbisnis.

Comments

comments

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *