Nugraheni Pangastuti – Ingin Menjadi shoes Maker Terbaik di Indonesia

profile-iwpc4-nugraheni-pangastuti.jpgNugrahaeni Pangastuti, Peserta Inkubator & Kompetisi pengembangan bisnis Inspiring womanpreneur Competition 4

Bergerak di usaha : hand made – made by order shoes (Ethnicsrule dan Emaus by NugPa)  lama usaha : 2 tahun +

‘Mbak Reni, dengan anak sebanyak itu…dan kamu sendirian, kamu tidak bisa hanya menjadi reseller… kamu harus mulai memproduksi sesuatu. Sehingga tidak tergantung pada orang lain….’

kata-kata di atas menohok saya sangat keras dan menjadi semacam wake up call, sekitar 3 tahun yang lalu. Saya sedang hamil, duduk di bangku rendah dan berhadapan dengan mbak Evi pemilik batik Sobag, salah satu perempuan paling tangguh dan cerdas yang saya kenal ketika hunting batik di Thamrin city.  Dia menertawakan margin yang saya banggakan dari penjualan batik lawas yang bisa mencapai angka 25juta saat itu….

‘anakmu 4 dan sekarang sedang hamil ke-5.. kebutuhanmu akan terus meningkat. Apa kamu ngga ingin punya rumah sendiri? Anak2mu sekolah yang bagus? Dll…dll? Saat ini kamu memang masih muda dan punya energy..tapi bagaimana beberapa tahun lagi? Menjadi reseller itu artinya ketergantungan pada orang lain. Kamu tidak punya power terhadap bisnismu sendiri….’

saya terdiam lagi…. Menyadari bahwa semua kata2nya pasti ada benarnya. Karena even saya belum memahami sepenuhnya, tapi dengan pengalaman dan kesuksesan yang sudah diraih, ia pasti paham betul apa yang dikatakannya. Bayangan memiliki usaha sendiri, berhubungan dengan sdm dan perputaran uang, membuat saya tertekan dan ketakutan.

‘aku kasih kamu peer. Pikiran dan cari produk yang bisa kamu buat….detailnya…konsepnya… riset pasar, lihat pesaingmu…’

dari kejadian di atas, saya mulai merenung, berpikir dan meriset…mencari2 product apa yang bisa saya buat dan berjangka panjang. Ingatan saya membawa saya ke suatu siang di kantor JNE ketika mengantri pengiriman dan ada seorang perempuan muda dengan tumpukan kotak sepatu berbungkus koran yang sangat buanyak dan terlihat stress dan tidak ramah.feeling saya dia pasti ols juga. Namun, alih2 bisa diajak komunikasi, dia terlihat tertekan. Akhirnya saya mengintip alamat yang tertera di salah satu dos dan mensearchnya di rumah.

sebuah fanspage terpapar di monitor saya….dengan likers hampir 100ribu..dan otak saya langsung dengan cepat menghitung angka probabilitasnya… dan dengan takjub dengan kenyataan yang mungkin, saya menyusuri lebih jauh. Sesuai dengan dugaan saya, ols ini melayani pembuatan sepatu by order… dan si owner terlihat kelelahan dan stress dengan banyaknya komentar marah2 oleh para customernya yang anak muda.

setelah meriset dan mencari tahu tentang banyak hal yang berhubungan dengan produksi sepatu, akhirnya saya menarik kesimpulan dan mengambil keputusan… saya akan membuat usaha sepatu by order. Dan melihat sudah ada beberapa yang mendahului di lingkungan perbatikan saat itu, saya memutuskan, bahwa saya harus mencari celah lagi. Salah satu resiko bila kamu bukan pioneer, maka kamu harus bekerja dan berpikir lebih keras. Karena kita juga harus membuat image yang kuat – yang bukan sekedar pengekor.  Dan juga harus membuat desain2 yang outstanding sehingga bisa menarik perhatian dengan kuat. Juga dari segi jumlah, juga harus cukup banyak sehingga mampu memberi kesan yang kuat juga.

dan satu celah lagi di dunia sepatu adalah masalah selalu ada di ukuran dan nyaman tidak nyamannya. Hal yang pernah saya alami ketika masih jaman kuliah membeli atau memesan sepatu. Berpikir cukup lama karena menyadari hal itu bukan hal yang mudah. Karena resikonya adalah perbaikan sepatu bolak-balik… saya juga artinya harus membuat cara pengukuran yang benar,gampang,detail dan yang bisa dilakukan oleh semua orang dari jarak jauh, namun bisa dimengerti dan diterapkan oleh tim produksi.
di sini saya menyadari akan berat dan spend banyak dana dalam prakteknya… -_-‘

saya sempat ragu dan berpikir apakah saya mampu dan mau? Apakah langkah ini benar? Sampai saya membaca satu bab di buku Joel Osteen tentang bekerja… bekerjalah seperti untuk Tuhan (di mana Dia pasti dalam bekerja juga melakukan dan yang menuntut yang terbaik)… bekerjalah dengan dedikasi dan focus pelayanan(yang terbaik dan menolong orang2 dengan kaki2 yang bermasalah dan sulit mencari ukuran yang tepat) … bekerjalah dengan menghargai alam juga (dengan made by order artinya meminimalisir pemborosan bahan baku yang disediakan alam..) – sehingga saya putuskan bahwa saya akan membuat sepatu yang enak dilihat dan enak dipakai.. saya akan mengejar kenyamanan yang sebelumnya tidak pernah dipikirkan akan didapatkan dari sepasang sepatu highheels. Dan even sering kali saya dihadapkan pada banyak masalah dan pemikiran itu tidak mungkin, ingatan bahwa banyak dalil yang akhirnya dipatahkan oleh usaha keras dan keyakinan bahwa itu bisa, membuat saya terus belajar dalam setiap masalah kaki yang saya hadapi. Perempuan itu ….mereka butuh nyaman dan tetap keren, dalam kegiatannya yang seabreg.  Dan sepasang sepatu – selalu saya percayai mempengaruhi performa penampilan dan pembawaan diri seseorang ( Paling engga itu yang saya rasakan dalam kegiatan saya sehari2 dalam melakukan kegiatan dan juga sebagai seorang ibu tunggal dari 5 anak perempuan yang ngga suka kalau lihat mamanya ngga keren)

Setelah sekitar 2 tahun lebih saya menghandle ratusan customer , membuat saya menyadari bahwa masalah sepasang kaki itu bukan Cuma soal panjang-lebar-lengkung…tp juga banyak hal lain yang membuat saya harus terus belajar… dan Ya, pelajarannya mahal sekali… ada beberapa customer yang sampai saya ulang buat sepatunya sampai 3-4x… belum lagi ujian2 mentalnya…sehingga kalau ditanya mengapa tidak merambah usaha tas sekalian? Saya Cuma bisa menjawab…tas yang bagus itu tidak gampang (karena saya juga pernah beberapa bulan belajar di workshop teman saya yang memproduksi tas batik-kulit premium),dan saya tidak ingin mengeluarkan produk yang setengah2… dan  kaki manusia itu bahan yang tidak habis untuk dipelajari. Saat ini saya masih mau focus belajar sampai sangat expert… even, kadang saya sendiri masih belum bisa membayangkan..sangat expert itu seperti apa…

Tapi paling tidak, buah2 yang saya bisa petik sekarang adalah, banyaknya customer yang setia… yang sejak mencoba product saya jadi tidak beralih ke product lain (kecuali yang tidak saya buat ya..seperti sepatu olahraga..) dan juga kepuasan bila mendengar/membaca ungkapan mereka yang akhirnya bisa masalah2 kakinya terpecahkan atau akhirnya bisa memakai sepatu cantik setelah bertemu saya…
dan saya Cuma bisa nyengir mengingat 2 tahun yang berlalu, bila seseorang menyatakan keheranan bagaimana saya bisa menganalisa keadaan kakinya hanya dengan membaca curhatannya di online, atau menyimpulkan dari pilihan2nya di foto2 atau di rak2 sepatu yang terpampang..

B. Rencana Bisnis dan target ke depan:

target ke depan :
– menjadi salah 1 shoes maker terbaik di indonesia (dikenal sebagai sepatu yang berkualitas tinggi,khas, unik, cantik dan sangat nyaman) yang mampu mewakili Indonesian’s footwear ke panggung fashion Internasional
– menjadi salah satu patokan  sepatu Indonesia – handmade ternyaman dan masuk daftar rekomendasi para dokter masalah tulang
– mengembangkan  sebagai personal’s shoes maker  baik dari segi anatomi kaki maupun personal style dari customer
– punya boutique dan gallery yang konsepnya : terima order..pengukuran kaki langsung, konsultasi bahan dll…

rencana bisnis :
– untuk 3-6 bulan ke depan ini segera mengaktifkan website, dan memaksimalkan kombinasi komunikasi massa dari berbagai sosmed yang ada.  menggunakan jasa profesional internet marketer untuk branding ini…
– saat ini saya sedang belajar mendalam soal struktur kaki dan tubuh lebih dalam lagi….
– ikut pameran2 dan bazaar
– membuat jadwal meet and greet secara berkala untuk bertemu dengan client

rencana pengembangan  :
– melihat banyaknya limbah sisa dari bahan baku yang tersisa, seperti tikar, kulit , kain, saya merencanakan untuk memanfaatkannya dengan menyulap menjadi produk2 fashion dan home decoration yang edgy…. seperti baju, aksesories dan lain2 yang dipadukan dengan material2 khas indonesia lainnya seperti batu,dll…  sebisa mungkin melakukan pelatihan membuka lapangan pekerjaan kepada kaum perempuan setempat, memberikan bimbingan, qc dalam hal produksi, dan  memasarkannya
– mengembangkan lini  footwear casual saya yang bertemakan ‘go green n no harm’  naturally in love atau Nailo – yang saya impikan bisa diproduksi secara massal dan diperhitungkan mendunia (menggunakan bahan2 recycling dan natural/natural looks like), dan bersistem, yang sudah saya buat prototypenya sejak 2 tahun yang lalu… imajinasi saya bisa seperti crocs yang sempat menjadi virus didunia
– 2 tahun dari sekarang, punya lini sepatu yang ‘haute couture’ dengan kombinasi beberapa tehnik pembuatan dan tematik —–> karena sekarang masih mempelajari berbagai tehnik, mengumpulkan inspirasi dan cari uang dulu…:p

C.  Motivasi saya  mengikuti program Inkubator & Kompetisi pengembangan bisnis Inspiring Womanpreneur Competition

  1. karena selama ini saya belajar semuanya (baik bisnis, dll …dll…) secara otodidak ,melalui membaca dan mengobrol….
    saya ngga punya mentor bisnis sekarang2 ini….. ya siapa saja yang mempunyai pengalaman bisnis dan saya mendapat masukan darinya , ya saya  anggap mentor… cuma masalahnya, tidak bisa membantu mengevaluasi. Ingin sekolah lagi…..selain waktunya tidak ada (oke ini sangat klasik), saya menyadari bahwa dana pendidikan lebih harus diutamakan ke anak2 saya.2.banyak hal yang saya kacau balau… dalam hal pencatatan arus kas, schedulling….targeting… sebenarnya saya berpikir saya kuatnya di creative…tapi dengan pilihan menjadi pengusaha ada banyak hal yang harus saya perlengkapi kan…
    ketakutan saya adalah ketika usaha dan produk saya ini dianalisa dan diubek2… karena kalau dari hasil produk dan ramainya pemesanan sepertinya sangat oke…tapi sejujurnya, saya yakin banyak yang lost… bisa dibilang sepertinya saya takut melihat kenyataan itu ya… mendaftar ini saja sudah melewati 1 ketakutan… entah lulus sampai babak berapa, ya biarlah saya melawan ‘goliath’ itu sendiri… karena usaha ini  adalah pemasukan tunggal yang membiayai kami – setelah suami saya meninggal 4 tahun yang lalu, dan juga sudah menjadi tumpuan harapan dan hidup bagi orang2 yang bekerja pada saya.
  2. saya ingin berbagi… saya ingin  orang (terutama perempuan) lain yang melihat saya yang berlatar berlakang keluarga pekerja – anak manja – single moms dengan anak banyak-sama sekali tidak memiliki basic pendidikan maupun lingkungan usaha – rada gila dengan konflik2 internal dan pribadi-berkali2 jatuh bangun –  berpikir ‘kalau dia bisa saya pasti bisa juga..’
    tapi saya merasa sampai saat ini usaha saya masih jalan di tempat. Saya percaya masih ada banyak kesalahan dan kekurangan yang saya buat dalam penerapan di bisnis saya. membuat saya malu ingin berbagi… sejauh ini paling yang saya bisa lakukan hanya membantu teman2 wanita yang saya lihat butuh dan ingin punya usaha sendiri… saya bantu menganalisa kondisi, keuangan, motivasi dan lain2nya…lalu kita sama2 membuat perencanaan bisnis yang bisa dilakukan dan diimplementasikan sesegera mungkin . tp memang sangat tidak efisien,karena cuma sedikit orang yang dicapai dalam 1 waktu…4. Saya ingin mencapai financial freedom, yang paling engga membuat saya punya waktu untuk melakukan hal2 yang saya minati seperti membaca, nonton film, bersosialisasi…punya banyak waktu dengan anak2…dan berkarya lebih maksimal lagi…dan terutama ngga perlu pikir panjang pada saat ingin membantu orang lain. Dan satu hal yang saya yakin financial freedom itu bisa dicapai, bila saya punya usaha yang system.

 

Comments

comments

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *